Sunday, June 22, 2008

First recipe as homework

Seratus, seratus lima puluh, dua ratus…yaaaa stop! Jangan sampai lewat dari pakem yang sudah ditentukan. Cukup 200 gram tepung terigu, setengah sendok makan ragi instan, setengah sendok teh garam, 50 gram gula pasir.

Satu per satu bahan dimasukkan ke dalam mangkuk besar. Perlahan adonan diaduk seputar arah jarum jam, tentunya pakai spatula, spa-tu-la, bukan spa-tu. Boleh kayu, boleh plastik, atau bahan apapun yang terjaga kehigienisannya.

Jadikan spatula, adonan, mangkuk besar sebagai kawan lama tangan yang sedang mengaduknya. Begitu erat, akrab, dan hangat. Namun jangan pernah lengah, karena beberapa detik tengah mengintai, pelan-pelan mencuri kesempatan. Saat tangan pegal mengaduk, adonan bisa jadi tak sempurna.

Lolos dari babak pertama, selanjutnya susu yang dapat giliran untuk bergabung. Hanya 250 ml susu cair yang dapat ambil bagian. Biarkan saja mereka saling mengakrabkan diri selama 30 menit tanpa perlu diganggu gugat.

Dan coba lihat, siapa yang akhirnya memutuskan untuk bergabung. Lima puluh gram mentega leleh dan dua butir telur menempati gerbong terakhir dalam adonan. Mereka masih terus menerus diaduk hingga solid.

Wajan berupa cetakan bulat berukuran sedang mulai dipanaskan di atas api. Tangan yang terampil lalu mengoleskan mentega tipis-tipis dengan bantuan kuas. Satu per satu, lubang yang di kanan lalu yang kiri. Hingga rata semuanya dan mulai terdengar suara gemericik mentega yang panas.

Harum. Legit. Mengundang. Adonan pun dituangkan hingga tiga per empat lubang. Kata orang, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Demikian pula perkara yang satu ini. Biarkan hingga sekeliling adonan mengering. Lalu hop! Cungkil dan balikkan dengan ujung garpu atau tusuk sate. Tapi tolong, lagi-lagi bersihkan dahulu. Jangan sampai masakan yang satu ini hasil akhirnya berasa sate.

Tunggu hingga kuning kecoklatan dan angkat. Sajikan di piring dan hidangkan dengan taburan gula halus. Bisa juga dengan sirup maple yang luwes, kayu manis yang suka memberi kejutan, atau topping apapun semau Anda. Tapi kalau saos duren dan nangka yang jadi pilihan, sebaiknya Anda mulai mempertimbangkan memasak kue serabi dibanding poffertjes, yang katanya pencuci mulut terbaik ala Londo!

1 comment:

raindancer said...

eiiiiyyy!!!.. you can CooK!?!